Ende  

Ada Lift, Eskalator, Hingga Food Court: Terminal Bandara Ende Dibangun Megah

Avatar photo
Pembangunan terminal bandara Haji Hasan Aroeboesman, Kota Ende (28/7/22)
Pembangunan terminal bandara Haji Hasan Aroeboesman, Kota Ende (28/7/22)

Terminal Bandara Haji Hasan Aroeboesman, Kota Ende, yang sedang dibangun oleh Kementrian Perhubungan RI akan membuat bandara tersebut kian nyaman bagi penumpang. Soalnya, pembangunan terminal yang menelan biaya Rp 85 miliar itu tak sebatas memperluas area terminal tetapi juga melengkapinya dengan berbagai fasilitas. Fasilitas-fasilitas seperti lift, eskalator, hingga food court nantinya akan tersedia di terminal bandara.

Uniknya lagi, food court di terminal bandara tidak dikhususkan bagi penumpang saja melainkan terbuka bagi masyarakat umum. Selain Lift, eskalator dan food court, terminal bandara Ende nantinya juga akan memiliki lounge dan menyediakan valet.

Pembangunan terminal di Bandara Haji Hasan Aroeboesman dimulai pada bulan Februari tahun ini direncanakan rampung pada bulan Desember. Penuturan Kepala Bandara Ende, Indra Triyantono (28/7/22), target penyelesaian pembangunan memang ditetapkan pada akhir tahun namun jika terjadi kendala maka proses pembangunan akan selesai paling lambat bulan Februari tahun 2023.

Indra Priyantono menyebut, hingga saat ini progres pembangunan terminal sudah mencapai 35 persen.

Pembangunan terminal bandara Ende bertujuan memperluas area terminal dan membuatnya lebih nyaman bagi penumpang. Terminal saat hanya memiliki luas 1.000 meter persegi dengan kapasitas 30 orang, karena itu perlu perluasan mengingat bandara Ende melayani 3 hingga 4 pesawat per hari.

“Nah, dengan ramainya pesawat di Ende, sehari kita bisa sampai 3-4 pesawat, dua kali ke Kupang, satu kali ke Bajo dan satu kali ke Sabu, dibutuhkan terminal yang lebih besar,” ucap Kepala Bandara Ende, Indra Triyantono (28/7/22).

Dalam master plan pembangunan terminal bandara Ende, area terminal akan diperluas dan dibuat dua lantai. Area terminal ditingkatkan dari 1.000 meter persegi menjadi 4.000 meter persegi, begitupun dengan kapasitas terminal yang semula 30 orang menjadi 300 orang.

Keluasan area terminal sepenuhnya akan dimanfaatkan untuk kenyamanan penumpang, sebut Triyantono. Hal itu nampak dari desain ruang keberangkatan, ruang kedatangan, ruang check in, ruang tunggu biasa, dan lounge atau tempat bersantai yang berbayar. Untuk yang terakhir itu, lounge, didesain secara elegan dilengkapi fasilitas.

Karena dibangun dua lantai, di terminal bandara Ende disediakan dua eskalator dan satu buah lift bagi penumpang. Khusus untuk lift disediakan bagi kalangan disabilitas dan para lansia.

Tak sampai disitu, nantinya terminal bandara Ende juga akan ada food court atau area jajanan yang didesain mirip tempat tongkrongan. Food court ini tak dikhususkan bagi penumpang saja melainkan terbuka bagi masyarakat, oleh karena itu food court di bandara Ende akan dibuka hingga jam 8 malam.

“Keunikannya yang menjadi beda dengan terminal bandara yang lain, di Bandara Ende ini nanti saya ingin ada food court yang bisa diakses oleh masyarakat luas. Jadi bukan cuma penumpang pesawat saja yang bisa makan di situ tetapi semua masyarakat luas,” tuturnya.

Food court di bandara Ende akan diisi dengan produk luar maupun brand lokal seperti kopi Flores. Sekarang ini pihak bandara Ende tengah menjajaki tenant-tenant untuk dilakukan kerjasama.

Valet atau jasa pelayanan juga tidak luput dari pelayanan bandara Ende bagi penumpang yang membutuhkan. Menutur Indra Priyantono, pihaknya menyedikan valet bagi penumpang kelas atas yang menginginkan pelayanan privasi.

“Bagi yang ingin privasi disediakan valet. Penumpang tinggal naik saja ke atas, dikasih kartu sama petugas di bawah (lantai satu), pemeriksaan, langsung masuk. Nanti check in-nya, bagasinya, diurus sama petugas yang penting bayar jasa pelayanan”.

Dirinya meyakini pelayanan yang disediakan bandara Ende seperti food court, lounge atau valet nantinya akan meningkatkan pendapatan bandara. Hal tersebut amat berguna, ujarnya, sebab menjadi pemasukan yang disetorkan ke kas negara.

“Jadi, ada bisnis di bandara yang bisa disetorkan ke negara, namanya Pendapatan Negara Bukan Pajak, PNBP”. (ARA)