Berapa Kali Presiden Soekarno Kunjungi Ende, Tahun Berapa?

Avatar photo
Pemberian karangan bunga saat Presiden Soekarno tiba di Pelabuhan Ende (Sumber: ANRI dalam Citra Kabupaten Ende Dalam Arsip)
Pemberian karangan bunga saat Presiden Soekarno tiba di Pelabuhan Ende (Sumber: dokumentasi ANRI dalam buku, Citra Kabupaten Ende Dalam Arsip)

Beberapa waktu lagi Kota Ende akan menyambut kedatangan Presiden RI Joko Widodo, orang nomor satu di Indonesia tersebut dijadwalkan menjadi Irup peringatan Harlah Pancasila di Ende. Jika hal itu terjadi maka Jokowi akan menjadi presiden kedua yang mengunjungi Kota Ende. Sebelum Jokowi, Presiden Soekarno sudah terlebih dahulu menyambangi Ende, bahkan dua kali kunjungan.

Presiden Soekarno memang sulit dipisahkan dengan Ende sebab kota ini menjadi tempat pengasingannya sejak tahun 1934 hingga tahun 1938. Karena itulah, barangkali, Bung Karno mencatatkan dirinya sebagai satu-satunya Presiden RI yang melakukan kunjungan ke Ende sebanyak dua kali kunjungan.

Namun, mengenai tahun atau waktu kunjungan Presiden Soekarno di Ende, terjadi perbedaan mencolok antara para saksi sejarah dengan dokumentasi ANRI, yang dijadikan Pemkab Ende sebagai acuan. Khususnya terkait kunjungan kedua Presiden Soekarno, perbedaan waktu antara arsip resmi dan para saksi sejarah terlampau jauh.

Salah satu saksi sejarah dan orang dekat Bung Karno, Riwu Ga, bercerita, kunjungan pertama terjadi pada tahun 1951 diikuti kunjungan kedua pada tahun 1957. Riwu Ga merupakan orang dekat Bung Karno yang mengikuti perjuangan beliau sejak pengasingan di Ende hingga menjadi Presiden RI.

Saat kunjungan pertama Presiden Soekarno, Riwu Ga sudah menetap di Ende dan bekerja di Kantor Pekerjaan Umum Daerah Flores. Dalam “Riwu Ga, 14 Tahun Mengawal Bung Karno (2004)”, dia bercerita, Bung Karno datang dengan pesawat Catalina dan berlabuh di Pelabuhan Ende (Sekarang Pelabuhan Soekarno).

“Saat itu Bung Karno datang dengan pesawat terbang catalina yang berlabuh di pelabuhan Ende (Riwu Ga, 14 Tahun Mengawal Bung Karno, 2004:49)”.

Pada kunjungan pertama ini, menurut Riwu Ga, Presiden Soekarno berada di Ende selama tiga hari dan menginap di rumah Kepala Daerah Flores, L. E. Montero. Riwu mengetahui persis sebab dia diminta Bung Karno menemaninya selama berada di Ende.

Riwu Ga diminta oleh Bung Karno melayaninya persis sama dengan apa yang dia lakukan kala Bung Karno masih di pengasingan dahulu.

“Tiga malam Bung Karno di Ende. Saya urus makan dan minumnya. Saya jaga dia. Dia menyuruh saya tidur memalangi pintu kamarnya, di rumah kepala daerah, Pak Montero”.

“Itulah permintaannya yang pertama setelah ia menjadi presiden: meminta saya menjaga dia dan memijit-mijit badannya yang letih. Selama tiga malam saya menjaga dia. Pengawal resminya diperintahkan istirahat”.

Masih menurut Riwu Ga, kunjungan kedua Presiden Soekarno di Ende terjadi pada tahun 1957. Pada kunjungan ini, lagi-lagi Bung Karno meminta Riwu melayaninya.

“Tahun 1957 Bung Karno datang lagi (di Ende). Dia meminta saya menjaganya selama di sana. Kalau sudah begitu, hanya saya yang boleh masuk keluar kamar tidurnya”.

Mengenai waktu untuk kunjungan kedua, Safrudin Pua, penjaga situs Rumah Pengasingan Bung Karno memberikan jawaban berbeda. Menurut Safrudin, kunjungan kedua terjadi pada tahun 1958. Argumen Safrudin berdasarkan cerita turun-temurun dari kakeknya yang merupakan salah satu sahabat Bung Karno kala menjalani pengasingan di Ende.

“Tahun 1958 Bung Karno mengunjungi Ende,” kata Safrudin (10/5/22). “Saya dengar dari kakek”.

Keterangan waktu terkait kunjungan Bung Karno di Ende diantara para saksi sejarah tidak nampak mencolok, namun tidak demikian apabila membandingkannya dengan dokumentasi Arsip Nasional RepubIik Indonesia atau ANRI. File resmi ANRI berisi foto-foto kunjungan beserta keterangan waktu, masih tersimpan dan dijadikan acuan oleh Pemkab Ende dalam membukukan, Citra Kabupaten Ende Dalam Arsip (2017).

Dalam dokumentasi ANRI yang dijadikan Pemkab Ende sebagai acuan tersebut, kunjungan Presiden Soekarno di Ende terjadi pada bulan Oktober tahun 1950 dan bulan Mei tahun 1954. Nah, jika selisih waktu untuk kunjungan pertama tidak nampak mencolok maka tidak demikian dengan kunjungan kedua. Para sahabat Bung Karno menyebut kunjungan kedua terjadi pada tahun 1957 atau 1958, sementara dokumentasi ANRI yang digunakan Pemkab Ende, menyebut tahun 1954. (ARA/EN)