Daftar Bupati Ende Sejak 1958

Avatar photo
Daftar Bupati Ende

Kabupaten Ende diresmikan melalui Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958. Sejak diresmikan pada 1958, kader-kader terbaik daerah silih berganti menjadi Bupati dan memimpin Kabupaten tempat Bung Karno merenungkan Pancasila ini.

Karya-karya sejak bupati pertama Winokan hingga bupati ke 6 Paulinus Domi, dicatat oleh Lukas Lege dalam bukunya, Membangun Ende Sare, 2005. Sedangkan profil para bupati setelah Paulinus Domi dihimpun Ende News dari berbagai sumber.

Berikut ini daftar bupati Ende, masa jabatan, beserta karya-karya mereka bagi kabupaten Ende sejak tahun 1958.

1. Mauritz Geradus Winokan (1958-1967)

Mauritz Winokan pada mulanya menjabat sebagai Penjabat Sementara Bupati Ende. Jabatan itu dipercayakan kepadanya sejak tahun 1958 hingga tahun 1961.

Pada tahun 1961 Winokan secara resmi menjadi Bupati Ende, setelah melalui sidang pencalonan oleh DPRD-GR Tingkat II Ende.

Pada masa kepemimpinannya, beliau mencanangkan tiga program, yakni, mempersatukan kerajaan Ende-Lio, pendidikan anak daerah, dan membuka jalan jalur pariwisata menuju danau Kelimutu.

Winokan meninggal pada tanggal 10 Juli 1967 dalam masa jabatannya sebagai Bupati Ende. Untuk mengisi kekosongan maka Gubernur NTT kala itu, El Tari mengeluarkan SK Gubernur NTT tentang penunjukan Hendrikus Antonius Labina sebagai Penjabat Sementara Bupati Ende.

2. Haji Hassan Aroeboesman (1967-1973)

Haji Hassan Aroeboesman dilantik menjadi Bupati Ende oleh Gubernur NTT, El Tari pada 2 September 1967.

Dalam masa jabatannya, Bupati Haji Hassan Areoboesman berjasa merintis pembukaan Bandara Ipi Ende, yang kemudian sebagai kenangan atas jasa beliau, bandara tersebut diberi nama Bandara H. Hassan Areoboesman.

3. Drs. Herman Josef Gadi Djou (1973-1983)
Dalam masa sistem pemerintahan yang sentralistis maka program seorang bupati adalah melaksanakan program pemerintah di atasnya.

Pada masa kepemimpinan beliau, dilakukan berbagai program Instruksi Presiden (Inpres), seperti Inpres Sekolah Dasar, Inpres sarana-prasarana, kesehatan, jalan dan jembatan, bantuan desa, dsb.

4. Drs. Yohanes Pake Pani (1983-1994)
Adapun program-program pada masa Pake Pani dibagi menjadi dua bagian: Program Dasar dan Program Khusus.

Program Dasar dilaksanakan melalui mekanisme perencanaan dari bawah untuk memperoleh dukungan dana dari pemerintah di atasnya. Biasanya realisasi melalui Inpres.

Sedangkan, untuk Program Khusus ia tetapkan melalui apa yang dikenal dengan nama Tridharma Pembangunan Kabupaten Ende.

Tri Dharma meliputi sapta program, benah desa, dan gerakan meningkatkan Pendapatan Asli Rakyat.

5. Letkol Frans Gedowolo (1994-1999)
Bupati Frans Gedowolo dalam kepemimpinannya mencanangkan program Tri Sukses Kabupaten Daerah Tingkat II Ende.

Tri Sukses ini meliputi pertama, sukses tujuh program srategis propinsi NTT, kedua, sukses enam program praktis. Dan ketiga, sukses benah desa.

6. Paulinus Domi (1999-2004 dan 2004-2009)
Paulinus Domi dikenal dengan visi kepemimpinan yang dirumuskan secara singkat, Ende Sare: Terwujudnya masyarakat Ende yang mandiri, solider, sejahtera dan berbudaya.

Berbagai pembangunan khususnya infrastruktur dibangun pada masa ini.

Diluar pembangunanan, masa kepemimpinan Paulinus Domi merupakan proses transisi model kepemimpinan dan sistem pemerintahan sebagai pengaruh Reformasi.

7. Drs. Don Bosco M. Wangge, M.Si (2009-2014)
Masa kepemimpinan Don Wangge sangat akrab dengan Gerakan Swasembada Pangan yang ia canangkan.

Fokus perhatian pemerintah daerah pada masa ini ialah memacu produktifitas petani sembari tetap melakukan pembangunan di bidang lain.

8. Marselinus Y. W. Petu (2014-2019 dan 2019-2024)

Marsel Petu menjadi Bupati Ende setelah menang dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) periode 2014-2019. Pada Pilbup selanjutnya yakni 2019-2024, berpasangan dengan Djafar Ahmad, dirinya kembali menang.

Namun, kurang lebih satu bulan seetelah dilantik untuk periode kedua, dirinya meninggal dunia pada 26 Mei 2019. Marsel meninggal dalam masa jabatannya sebagai Bupati Ende.

Dalam masa kepemimpinannya, Marsel Petu dikenal dengan visi: Membangun dari desa dan menata kota. Dari dasar inilah seluruh program dijabarkan.

Di bidang pariwisata, Marsel Petu secara rutin setiap tahun mengadakan festival-festival, yang berhasil menaikan angka wisatawan dari 30-an ribu mencapai lebih dari 100ribu angka kunjungan.

Di bidang kesehatan beliau berhasil melobi pemerintah pusat untuk membangunan satu buah Rumah Sakit Pratama. Lalu, di bidang infrastruktur beliau juga membangunan ruas-ruas jalan dan menyelesaikan beberapa pembangunan gedung yang sempat mandek.

Transportasi, khususnya jalur laut yang sebelumnya kurang diperhatikan beliau buka. Dan, dari akses transportasi laut yang kini ramai inilah, perdagangan di kabupaten Ende paling hidup di antara kabupaten lain di Flores.

Masih di bidang infrastruktur, beliau berusaha menutupi kekurangan pasokan listrik melalui Sokoria Gheotermal.

Beliau juga berhasil menaikan APBD Ende mencapai lebih dari 1 triliun, untuk pertama kalinya dalam sejarah Kabupaten Ende. Berbagai pencapaiannya membuat dirinya menerima beragam penghargaan dari tingkat propinsi hingga di tingkat pusat.

Namun, karyanya bagi Kabupaten Ende mesti berkesudahan setelah dipanggil Tuhan pada Minggu, 26 Mei 2019 dalam masa jabatannya sebagai Bupati Ende.

9. Djafar Ahmad, MM (2019-2024)

Djafar Ahmad dilantik menjadi Bupati Ende pada Minggu, 8 September 2019 oleh Gubernur NTT Victor Laiskodat. Proses pelantikan berlangsung di Aula kantor Gubernur NTT di Kota Kupang.

Djafar diangkat karena Marselinus Petu yang menjabat sebagai Bupati Ende meninggal dalam masa jabatan. Oleh sebab itu dirinya selaku Wakil Bupati secara otomatis diangkat menjadi Bupati Ende.

Agustinus Rae/EN