Golkar Ende, Partai Paling Hargai Jasa Pendahulu

Avatar photo
partai golkar

Seluruh partai politik di Kabupaten Ende memiliki sejarah dan tokohnya masing-masing. Bila dicermati dari dua sisi tersebut, sejarah dan para tokoh, akan ditemukan bahwa partai Golkar Ende merupakan organisasi politik yang paling menghargainya.

Di Golkar Ende ada cara unik untuk menghargai jasa para pendahulu. Salah satunya dengan mengajak anak-anak mereka masuk ke partai.

Misalnya yang terjadi pada Carlos Sara. Pasca meninggal ayahnya Marsel Petu, yang juga ketua Golkar, Carlos diajak masuk. Sang Ketua DPD I Golkar NTT, Melki Laka Lena yang menawarkannya langsung kepada Carlos. Putra Marsel Petu itupun akhirnya masuk Golkar.

Nama Carlos Sara menambah daftar putra-putri para pendahulu di partai Golkar Ende. Sebelumnya, ada nama Heri Wadhi, putra Yohanis “Hany” Wadhi, ada Lori dan Devi Gadi Djou, putra Herman “Ema” Gadi Djou. Juga, ada nama Megi Sigasare, putri dari Yos Sigasare.

Ketua Golkar Ende, Heri Wadhi (2/7/20), membenarkan bahwa perekrutan putra-putri pendahulu merupakan cara Golkar menghargai jasa para tokoh. Cara ini telah berlangsung sejak 90-an, saat putra-putri tokoh Golkar generasi pertama, memasuki usia dewasa.

Dirinya menceritakan sejak era 90-an cara tersebut mulai digunakan. Apa yang terjadi pada dirinya dan (alm) Devi Gadi Djou merupakan salah satu contoh. Kata Heri, pada tahun 1998 mereka mendapat saran dari beberapa tokoh Golkar, seperti Herman Rea bahkan Yos Sigasare. Mereka diminta masuk membesarkan partai.

Tentu saja mereka tertarik. Sebab Golkar merupakan partai yang telah mereka kenal sejak masih kecil. “Kadang, waktu kecil kami diajak ikut kegiatan Golkar. Kita merasakan suka-duka mereka (orangtua) dalam politik, baik di DPRD maupun di partai,” lanjut Heri. Memori itu yang buat mereka sulit berpaling dari Golkar.

Sekarang ini, dalam Golkar Ende terdapat beberapa nama yang orangtuanya berlatar belakang Golkar. “Ada Sergilius Lau Bebi, ada Thomas Aquino. Ada Irenius Kota, putra dari Soter Kota. Dulu orangtua mereka Golkar,” ucap Heri.

Ditanyai mengenai apakah jalur perektrutan seperti itu mempengaruhi karir anggota, jawab Heri tidak sama sekali. Semua mereka berproses secara terbuka dan adil. Persaingan di dalam Golkar Ende, kata Heri, merupakan kompetisi berdasarkan prestasi dan kehendak publik.

Seperti yang terjadi pada Marsel Petu, ketua Golkar Ende sebelum Heri. Marsel bukanlah putra tokoh partai Golkar. Namun, berkat kecermalangan dalam dunia politik, dia berhasil menjadi ketua bahkan dicalonkan Golkar menjadi Bupati Ende. (ARA/EN)