Ende  

Indahnya Idul Adha Ala Djafar Ahmad, Berbagi Kurban Hingga ke Gereja

Avatar photo
Bupati Ende, Djafar Ahmad usai Sholat Jumat di Masjid Ar-Rabithah, Kota Ende (31/7/20)
Bupati Ende, Djafar Ahmad usai Sholat Jumat di Masjid Ar-Rabithah, Kota Ende (31/7/20)

Idul Adha merupakan momentum berbagi sekaligus mempererat tali silahturahmi. Perayaan Idul Adha dijadikan umat Islam, pembawa rahmat bagi sesama. Itulah yang dilakukan Bupati Ende, Djafar Ahmad.

Dalam perayaan Idul Adha tahun ini, Bupati Djafar, secara pribadi menyembelih 4 ekor sapi. Hewan-hewan kurban itu dibagikan kepada elemen masyarakat di Kota Ende.

Advertisement
dpd ri
Scroll kebawah untuk lihat konten

Tahun ini terdapat dua elemen masyarakat yang mendapat daging kurban dari Djafar Ahmad. Beberapa Masjid, dan beberapa lainnya adalah Gereja. Untuk Gereja, Djafar Ahmad membagikan daging kurban ke Gereja Katolik dan Gereja Protestan.

Pembagian daging kurban dilakukan pada siang hingga petang hari, Jumat, 31 Juli 2020.

Berbagi daging kurban kepada sesama lintas iman, ternyata bukan pengalaman pertama bagi Bupati Djafar. Diwawancarai Ende News (31/7/20), Djafar Ahmad mengatakan, hal tersebut telah ia lakukan sejak lama. Tepatnya sejak ia menjabat Wakil Bupati Ende.

Dirinya menganggap, berbagi kepada sesama khususnya lintas iman, bukan hal baru bagi warga Kabupaten Ende. Hubungan lintas iman di Kabupaten Ende telah terjalin sejak zaman nenek-moyang, lanjut Djafar Ahmad.

Dijelaskannya, ikon Ende sebagai Kota Pancasila atau kota kerukunan bukan slogan semata. Tetapi memang begitulah adanya. Sisi kemanusiaan orang Ende merupakan kemanusiaan yang universal. Tanpa memilah-milah, apalagi berdasarkan kesamaan iman, tidak sama sekali, kata Djafar.

Budaya ini kemudian diperkuat lagi oleh ajaran agama. “Nah, Idul Kurban untuk umat Islam itu, berkurban untuk tetangga-tetangga mu. Terlebih terhadap hubungan sesama masyarakat,” jelas Djafar.

Hubungan lintas iman yang begitu erat, juga menjadi alasan, ia dan (alm) Marsel Petu membawa ke dalam konsep pembangunan. Kini dikenal, “tiga batu tungku” (pemerintah, adat, dan agama). Dirinya menyadari, hubungan erat antar-agama mestilah dipertahankan, bahkan diteruskan.

Karena itu setiap tahun ia membagikan daging kurban. Bukan sebatas kepada umat Islam, tetapi lintas iman, seperti yang ia komitmenkan. (ARA/EN)