Karir Sepakbola Ronald Sambi, Top Skor Piala Bupati Ende 2022

Avatar photo
Ronald Fandi Sambi saat membela Perse Ende dan PS Kecamatan Wolowaru
Ronald Fandi Sambi saat membela Perse Ende dan PS Kecamatan Wolowaru

Top skor sementara Piala Bupati Ende 2022, Ronald Sambi, kembali menjadi sorotan setelah berhasil mencetak 2 gol saat PS Wolowaru menghadapi kesebelasan Ende Selatan di partai semi final (09/11/22).

Tambahan dua gol Ronald Sambi mengantar PS Wolowaru menang 3-2 atas Ende Selatan dan melaju ke partai final menghadapi PS Detusoko.

Tambahan dua gol juga membuat Fandi, sapaan akrab Ronald Sambi, bertengger di puncak pencetak gol terbanyak dengan koleksi 9 gol.

Namun, menjadi top skorer di turnamen sepakbola nampaknya bukan hal baru bagi seorang Fandi. Sebelumnya, masih di tahun ini, Fandi mencatatkan dirinya sebagai top skor gelaran Piala Bupati Manggarai Barat dengan koleksi 16 gol.

Striker murni yang pernah membela Perse Ende dan Persami Sikka ini merupakan pemain kelahiran tahun 2001.

Fandi mengawali karir sebagai pemain sepakbola di Kecamatan Wolojita sejak usianya masih 11 tahun. Karirnya tidak dimulai dari Sekolah Sepakbola atau klub-klub ternama melainkan sebatas tim musiman yang dibentuk memeriahkan hari-hari besar.

“Main bola sejak usia 11 tahun di Wolojita, gabung di tim tapi main hanya untuk meriahkan HUT RI begitu,” ujar Fandi (09/11/22).

Fandi baru masuk klub sepakbola ketika dia duduk di bangku kelas 3 Sekolah Menengah Pertama.

Saat itu dia bermain untuk klub Destan asal Wolojita pada turnamen Marilonga Cup di Kecamatan Maurole. Klub yang dibelanya ini berlaga hingga partai final dan meraih juara 2 kompetisi.

“Dari situ mulai ikut-ikut turnamen di luar,” lanjut Fandi. Dari Destan FC Wolojita dia pindah ke Persit FC kemudian membela Mawar FC asal Rindiwawo, Kecamatan Wolowaru.

Pada tahun 2017 Fandi mengikuti seleksi skuad Perse Ende untuk berlaga di El Tari Memorial Cup (ETMC) di Kabupaten Malaka. Dia lolos seleksi pemain dan berangkat ke turnamen terakbar di Nusa Tenggara Timur tersebut.

Namun, di ETMC Malaka. posisi Fandi masih striker cadangan yang hanya diturunkan pada 3 pertandingan Perse Ende.

“Di ETMC Malaka saya main 3 kali, di babak penyisihan satu kali, di perempat final lawan Pers Soe, di semi final lawan Persamba (Manggarai Barat),” ujarnya.

Pulang dari Malaka dia tetap aktif bermain sepakbola. Dua tahun berselang Fandi bergabung dengan klub Persewa (Persatuan Sepakbola Waioti), Sikka, di ajang Piala Bupati Sikka di tahun itu.

Tercatat, Fandi mengikuti tidak kurang dari 5 turnamen sejak tahun 2019, termasuk ajang yang paling prestisius baginya yakni Piala Bupati Manggarai Barat dimana dia mampu mencetak 16 gol selama turnamen.

Dari turnamen itu juga namanya diincar beberapa klub termasuk Persami, Sikka. Aku Fandi, selesai turnamen di Labuan Bajo dia dihubungi oleh pelatih Persewa untuk mengikuti seleksi pemain Persami. Fandi pun menuruti saja sebab belum ada panggilan dari Perse Ende saat itu.

Setelah namanya dinyatakan lolos seleksi dan tercatat sebagai pemain Persami, sambung Fandi, barulah panggilan dari Perse Ende menghampirinya.

Fandi berniat membela Perse namun disarankan oleh pelatihnya agar tetap di Persami karena namanya sudah tercatat dan waktu untuk mengurus kepindahan cukup mepet.

Akhirnya Fandi pun membela Persami, suatu keputusan yang tanpa disadarinya mengikuti jejak mantan Wakil Bupati Ende, Achmad Mochtar.

Di Persami, posisi Fandi tidak lagi menjadi pemain cadangan melainkan penyerang inti yang diduetkan dengan striker kondang Yoris Nono dalam skema 4-4-2. Selama perhelatan ETMC di Lembata, Fandi dan Yoris sama-sama mencetak 3 gol untuk Persami.

Usai ETMC di Lembata dia kembali ke Ende bermain membela PS Wolowaru di turnamen Piala Bupati Ende. Fandi langsung menjadi pusat perhatian di laga perdana ketika dia mencetak 4 gol ke gawang PS Kecamatan Ende.

Di PS Wolowaru sendiri Fandi dijuluki “Drogba” oleh pelatih Alit Muhammad Nur. Julukan yang diambil dari nama Didier Drogba, striker Pantai Gading yang bersinar di klub Chelsea, nampaknya klop dengan tipikal permainan Fandi.

Dia selalu sanggup memenangkan duel udara, satu lawan satu, body charge, adu sprint, bahkan eksekusi bola mati. Mirip Drogba, kata pelatih Alit.

Saat laga perdana melawan Kecamatan Ende misalnya, Fandi melewati 3 pemain lawan sebelum mencetak gol. Kemudian, memenangkan duel udara saat mencetak gol di laga perempat final, lalu satu gol melalui eksekusi bola mati di semi final, merupakan beberapa sudut untuk melihat Fandi adalah “Drogba” di kelasnya. (ARA/EN)