Kematian Ternak Babi Meningkat, Warga Ende Dihimbau Terapkan Biosecurity

Avatar photo
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende, Marianus Alexander
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende, Marianus Alexander

Dinas Pertanian Kabupaten Ende mengeluarkan Surat Edaran berisi cara penerapan biosecurity pada ternak babi. Himbauan ini dikeluarkan pasca meningkatnya angka kematian ternak babi yang terjadi di Kabupaten Ende. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende, Marianus Alexander, ketika dihubungi Ende News (15/7/20).

Dalam catatan Dinas Pertanian, angka kematian ternak babi pada dua bulan terakhir, yakni Mei dan Juni 2020, tercatat 465 ekor babi.

Matinya ternak babi tersebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Ende. Sebaran peningkatan paling tinggi terdapat di empat wilayah, yaitu Kecamatan Maukaro, Kota Ende, Kecamatan Ndona, dan Kecamatan Detusoko.

Apabila dibandingkan dengan total populasi ternak babi di Kabupaten Ende maka, angka tersebut belum dapat dikatakan luar biasa. Untuk diketahui, total populasi ternak babi di Kabupaten Ende, dalam data Dinas Pertanian tercatat 97.000 ekor. Namun, diakui Marianus Alexander, ada trend peningkatan kematian secara drastis dalam dua bulan terakhir.

Menanggapi trend peningkatan tersebut, Dinas Pertanian Kabupaten Ende mengirimkan himbauan ke kecamatan dan desa-desa. Isi himbauan dalam Surat Edaran, pada intinya mengharapkan para peternak menerapkan biosecurity.

Biosecurity, kata yang masih asing bagi masyarakat awam ini, diartikan serangkaian tindakan yang didesain untuk mencegah masuk dan menyebarnya penyakit menular pada ternak.

Dalam biosecurity, Dinas Pertanian Kabupaten Ende menekankan 4 hal penting yang harus diterapkan oleh para peternak.

Pertama, para peternak diharap tidak mengizinkan orang lain, apalagi dari luar daerah, mendekati atau masuk ke kandang ternak. Kedua, para peternak sesering mungkin membersihkan kandang ternak dengan disinvektan atau cairan deterjen.

Ketiga, para peternak diharapkan tidak mendekati kandang dan ternak babi orang lain, apalagi ternak yang terserang penyakit. Dan terakhir, sebelum membersikan kandang atau memberi makan, para peternak harus membersihkan diri dan mengunakan alas kaki.

Penerapan biosecurity merupakan cara mudah dalam langkah pencegahan, khususnya terhadap virus ASF (African Swine Ferer) yang belum ditemukan vaksinnya. Diharapkan dengan adanya penerapannya maka ternak-ternak babi milik warga Kabupaten Ende terhindar dari ancaman penularan virus.

Untuk diketahui, hingga saat penyebab tingginya kematian ternak babi dalam dua bulan terakhir, belum dapat dipastikan. Dinas Pertanian masih menunggu hasil tes terhadap sampel-sampel yang dikirim ke laboratorium di Denpasar dan Medan. (ARA/EN)