Ende  

Ketiadaan Dokter Anestesi, Begini Kendala RSUD Ende

Avatar photo
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ende
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ende

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ende mengalami ketiadaan dokter spesialis Anestesi. Ketiadaan terjadi setelah dokter anestesi yang dimiliki RSUD Ende mengundurkan diri.

Menurut direktur RSUD Ende, dokter Aries Dwi Lestari (6/1/21), kekosongan dokter anestesi terjadi sejak bulan Juli tahun lalu. Lanjutnya, dokter spesialis anestesi yang mengundurkan diri berstatus dokter kontrak.

Kerjasama dengan dokter kontrak, dijelaskannya, dibatasi durasi yakni satu tahun dan bisa diperpanjang apabila ada kesepakatan kedua pihak. Dengan status sebagai dokter kontrak maka si dokter anestesi, memiliki hak untuk memperpanjang atau memutus kontrak.

“Memang begitu, dokter kontrak itu kontraknya satu tahun. Terserah dia mau memperpanjang atau tidak,” tambah dokter Aris Dwi Lestari (6/1/21).

Status kontrak berbeda dengan dokter berstatus PNS yang terikat penugasan dalam waktu lama. Sayangnya, kata Aries Dwi Lestari, sejauh ini Kabupaten Ende belum memiliki dokter anestesi berstatus PNS.

Menghadapi ketiadaan tersebut, RSUD Ende telah membuka lowongan dokter enestesi dan meng-online-kan kebutuhan dokter di Kementrian Kesehatan. Namun diingatkannya, posisi RSUD Ende sebatas menawarkan lowongan atau tergantung minat pelamar. “Jadi intinya kita menawarkan diri”.

Selama lowongan belum terisi maka pasien RSUD Ende ditangani Penata Anestesi. Jelas dokter Aries, penanganan oleh Penata Anestesi sesuai dan tetap merujuk aturan yang berlaku.

“Jadi kita ada aturannya, kalau suatu daerah tidak ada dokter anestesi, kita boleh memakai Penata Anestesi. Kita dilindungi Undang-undang”.

Penanganan oleh Penata Anestesi terbatas atau tidak seluas dokter spesialis. Karena itu jika mendapati pasien yang tidak boleh ditangani Penata Anestesi maka RSUD Ende memberikan rujukan.

“Misalnya operasi cesar yang tidak ada komplikasi bisa ditangani di sini (RSUD Ende), tetapi yang memiliki komplikasi kami beri rujukan”. (ARA/EN)