Laga PS Wolowaru vs PS Ndona Diakhiri Aksi Pemogokkan, Pengawas Segera Surati Komdis Askab

Avatar photo
Screenshot pertandingan PS Wolowaru versus PS Ndona (23/10/22)
Screenshot pertandingan PS Wolowaru versus PS Ndona (23/10/22)

Pertandingan antara PS Wolowaru vs PS Ndona terpaksa dihentikan oleh wasit utama setelah terjadi pemogokkan para pemain (23/10/22). Laga tak bisa dilanjutkan lantaran para pemain PS Ndona tidak bersedia melanjutkan alias melakukan pemogokkan. Atas aksi pemogokkan tersebut pihak Pengawas Pertandingan mengatakan akan menyurati Komdis Askab PSSI Ende.

Laga antara PS Ndona versus PS Wolowaru awalnya berjalan lancar dimana PS Ndona unggul 2-1 hingga pertengahan babak kedua. Namun, memasuki menit-menti akhir jalannya laga, wasit utama menyatakan pemain PS Ndona melakukan pelanggaran di daerah terlarang sehingga penalti diberikan untuk PS Wolowaru.

Advertisement
iklan
Scroll kebawah untuk lihat konten

Protes pun terjadi menanggapi keputusan tersebut. Protes para pemain PS Ndona awalnya dilakukan sesuai aturan atau tanpa sentuhan terhadap wasit namun sesaat berselang para ofisial PS Ndona merangsek ke tengah lapangan dan mendorong-dorong wasit.

Peristiwa itu membuat pertandingan terhenti sementara dan para pemain beserta wasit keluar dari lapangan pertandingan. Disaat jeda tersebut silih berganti para ofisial, pelatih, maupun manajer PS Ndona melakukan protes di meja Pengawas Pertandingan.

PS Ndona meminta mengevaluasi keputusan penalti dan menganulirnya namun atas desakkan itu pihak Pengawas Pertandingan bergeming. Penuturan Pengawas Pertandingan, Boldi Daga, keputusan wasit di lapangan bersifat mutlak dan hanya bisa dievaluasi usai pertandingan berlangsung.

Pengawas Pertandingan kemudian meminta PS Ndona membuat protes secara tertulis yang disampaikan usai laga. Pengawas Pertandingan juga meminta PS Ndona kembali masuk lapangan dan melanjutkan sisa waktu pertandingan.

Sayangnya, permintaan Pengawas Pertandingan tak diindahkan PS Ndona. PS Ndona tetap pada keputusan hanya bersedia melanjutkan pertandingan apabila penalti yang dijatuhkan dianulir.

Atas pemogokkan itu maka wasit utama, sesuai regulasi, kembali masuk ke lapangan dan melakukan pemanggilan pertama terhadap PS Ndona dengan durasi waktu 1 x 5 menit. Panggilan pertama tidak dipenuhi oleh PS Ndona dengan alasan mereka masih berembuk. Kemudian, dilakukan lagi pemanggilan kedua dengan durasi waktu yang sama. Pada pemanggilan kedua inilah PS Ndona menyatakan bersedia melanjutkan pertandingan namun memberi syarat penalti yang telah dijatuhkan dianulir.

Oleh karena semua cara sesuai regulasi telah dilakukan tidak mencapai hasil dan PS Ndona tetap melakukan pemogokkan maka wasit utama meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir.

Inspektur Pertandingan, Boldi Daga, yang diwawancarai usai pertandingan mengatakan, peristiwa tersebut akan disampaikan kepada Komisi Disiplin (Komdis) Askab PSSI Ende untuk mendapat keputusan sesuai regulasi.

“Kita, Pengawas Pertandingan, mengawasi pertandingan. Jadi kami mendapat laporan dari wasit. Wasit membuat laporan kepada Pengawas Pertandingan, Pengawas Pertandingan melihat kronologisnya seperti apa, kemudian sesuai dengan laporan wasit itu Pengawas Pertandingan membuat laporan kepada Komdis PSSI,” tutur Boldi Daga (23/10).

“Jadi yang mengambil keputusan itu semua ada di Komisi Disiplin, bukan ada di Pengawas Pertandingan,” sambungnya.

Boldi menambahkan, pemogokkan yang dilakukan para pemain PS Ndona akan merugikan tim tersebut karena kemungkinan besar akan dinyatakan kalah. Namun, dirinya belum dapat merincikan berapa skor kekalahan sebagai sanksi atas pemogokkan sebab mesti disampaikan kepada Komdis Askab PSSI Ende. (ARA/EN)