Laka Lena Harap Nakes di NTT Belajar Dari Ben Mboi

Avatar photo
ben

Wakil ketua komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena berharap para tenaga medis atau nakes di Nusa Tenggara Timur belajar ketokohan Ben Mboi.

Kata Melki Laka Lena, apabila seorang nakes belajar dari ketokohan Ben Mboi maka ia akan merawat pasien seperti merawat saudaranya sendiri.

Advertisement
dpd ri
Scroll kebawah untuk lihat konten

Hal tersebut disampaikan Melki Laka Lena saat membuka kegiatan sosialisasi budaya mutu dan keselamatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan, Kota Ende (15/06/24).

“kata Ben Mboi begini, seorang dokter, seorang tenaga kesehatan itu yang pertama dan utama ketika dia menerima pasien, dia harus memperlakukan pasien yang datang ini adalah saudaranya sendiri,” ucap Melki Laka Lena (15/06).

“Diperlakukan sebagai saudara sendiri, itu baru benar. Jadi jangan anggap dia itu orang lain,” ucapnya lagi.

BACA JUGA

Keramahan dan senyuman ketika merawat pasien merupakan kunci utama jika mencontoh ketokohan Ben Mboi. Itulah juga mutu pelayanan kesehatan yang paling mendasar yang wajib dilakukan oleh seorang nakes.

Dan hal itu hanya akan terjadi, kata Laka Lena, apabila para nakes memperlakukan pasien seperti saudara sendiri, seperti keluarga, atau bagian dari dirinya sendiri.

“Jadi, ketika ada pasien yang datang itu dia harus terima dengan senyum, dengan keramahan sebagai keluarga bagian dari dirinya,” jelasnya.

Keramahan dalam memperlakukan pasien layaknya saudara sendiri, sambungnya, telah menjadi kunci mutu pelayanan kesehatan. Ajaran Ben Mboi telah dipraktekan di berbagai tempat pelayanan kesehatan dan menjadi penilaian mengenai mutu berhadapan dengan tingkat kepuasan masyarakat.

Karena itu dirinya berharap para nakes di NTT belajar dari ketokohan Ben Mboi.

TONTON YOUTUBE KAMI

Ben Mboi sendiri merupakan tokoh pembangunan NTT kelahiran Ruteng, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, 22 Mei 1935. Ia merupakan dokter militer sekaligus pejuang yang sempat terlibat dalam operasi Irian Barat pada 1962.

Setelah itu Ben Mboi menjadi Gubernur Nusa Tenggara Timur menggantikan El Tari. Ia menjabat gubernur untuk periode 1978-1988.

Pada tahun 1986, Ben Mboi bersama sang istri mendapat penghargaan bergengsi Ramon Magsaysay Award karena dinilai mampu membawa kemajuan pedesaan dan memotivasi hampir tiga juta warga di NTT.

Memori ketokohan Ben Mboi masih dikenang oleh masyarakat NTT hingga saat ini. Terbaru, ketokohan Ben Mboi kembali dikenang dalam peresmian rumah sakit terbesar di NTT menggunakan namanya. (ARA/EN)