Medan Ekstrim, Pengerjaan Jalan Reka-Wolokota Sempat Cederai 1 Prajurit Kodim

Avatar photo
Lokasi pengerjaan jalan dari Desa Reka menuju Desa Wolokota, program TMMD di Kabupaten Ende
Lokasi pengerjaan jalan dari Desa Reka menuju Desa Wolokota, program TMMD di Kabupaten Ende

Pengerjaan jalan dari Desa Reka menembus Desa Wolokota, program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 108 ditantang medan ekstrim.

Para prajurit Kodim menghadapi kondisi alam yang terjal di dinding bukit Wolowaru, Desa Reka. Menurut Kapten Inf, Riky Alexander Mesakh yang diberi kewenangan sebagai Komandan SSK, kondisi tebing amat curam dan berbahaya.

Dirinya bahkan mengalami cedara ketika pra TMMD sedang berlangsung.

Prajurit Kodim yang juga merupakan Danramil Kota Ende ini menceritakan, peristiwa na’as itu terjadi saat kondisi hujan. Tepian atau dinding bukit amat licin ketika itu.

Sebagai penanggung jawab lokasi, dia lalu perintahkan eksavator berhenti. Sangat berbahaya menurutnya.

Namun, eksavator yang perlahan turun ke bawah terlihat berjalan zig-zag. Kapten Inf Riky Mesakh segera menyusul ke atas, hendak memastikan kondisi alat kepada pengendali eksavator.

“Saya start motor, menuju ke atas. Tapi medan betul-betul licin karena lumpur. Belum jauh dari situ, saya jatuh,” cerita Kapten Inf Riky Mesakh (30/6/20).

Kejadian itu membuat tulang punggungnya bergeser. “Saya kira cuma keseleo biasa. Rupanya saat dibawa ke Ende ternyata tulang saya bergeser.”

Peristiwa itu sempat membuatnya beristirahat beberapa hari.

Medan tebing di bukit Wolowaru amat berbahaya jika cuaca tidak mendukung, lanjutnya. Menurut Kapten Inf Riky Mesakh, cuaca adalah tantangan terberat mereka.

Jika hujan turun maka pengerjaan mesti dihentikan karena kondisinya tidak memungkinkan lagi.

Dirinya menekankan, faktor keselamatan merupakan hal utama dalam pengerjaan, termasuk keselamatan pengendara eksavator.

Sebagai penganggung jawab lokasi dia memastikan kondisi semua personil setiap hari. “Kita memang menginginkan pekerjaan ini selesai, tapi kita juga tidak mau ada korban,” tutup Kapten Inf Riky Mesakh. (ARA/EN)