Pengembangan Produk Wisata Desa Harus Dimulai Dari Masyarakat

Avatar photo
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ende, Martinus Satban (kiri), Kepala Desa Wolofeo Philipus Loba, dan pemateri dari Indecon, saat pelatihan Pengembangan Produk Wisata Desa (11/10/21)
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ende, Martinus Satban (kiri), Kepala Desa Wolofeo Philipus Loba, dan pemateri dari yayasan Indecon, saat pelatihan Pengembangan Produk Wisata Desa (11/10/21)

Pengembangan produk wisata desa harus dimulai dari masyarakat. Pengembangan produk wisata merupakan rangkaian inovasi guna menambah nilai suatu produk dan mempromosikannya. Tujuannya, menambah daya pikat dan menarik minat kunjungan.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Ende, Martinus Satban, pengembangan produk wisata selalu menjadi titik kemajuan pariwisata yang harus dimulai dari masyarat itu sendiri.

Advertisement
dpd ri
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Pengembangan produk wisata sangat penting dan harus dimulai dari masyarakat. Kita, pemerintah atau LSM (Lembaga Swadaya Masyarat) membantu meningkatkan sumber daya manusianya,” ungkapnya, usai membuka pelatihan Pengembangan Produk Wisata Desa yang digelar yayasan Indecon (Indonesian Ecotourism Network), di Desa Wolofeo, Kecamatan Detusoko, Senin, (12/102021).

Di Kabupaten Ende, lanjutnya, potensi wisata berkelimpahan begitu pula dengan produk, yang mulai dipromosikan para pelaku usaha. Tantangan selanjutnya menurut Satban adalah bagaimana cara mengembangkan produk secara menarik kepada wisatawan.

Pengembangan produk wisata mesti dimulai dari masyarakat itu sendiri. Kreatifitas dan inovasi diperlukan untuk membuat suatu obyek berdaya saing dan memiliki daya pikat. Di sisi lain, pemerintah dan para pegiat pariwisata menyiapkan masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan.

Mencontoh beberapa produk wisata desa di Ende yang telah maju, kata Satban, hal itu merupakan keberhasilan inovasi dari masyarakat. Komitmen masyarakat yang secara konsisten mengembangkan produk wisata desa melalui kemasan, promosi, dan atraksi merupakan kunci kemajuan pariwisata di desa itu sendiri.

Sekarang ini, sambungnya, banyak pihak ingin terlibat dalam peran pendampingan namun para pihak tentu akan menilai keseriusan dari masyarakat.

Di tempat yang sama, Emanuel Rae, pegiat pariwisata yang juga merupakan penyelanggara kegiatan Indecon, mengatakan, pengembangan pariwisata baik produk maupun obyek telah dimudahkan dengan kemajuan teknologi.

Kata Emanuel, sekarang ini tinggal peran pegiat pariwisata menumbuhkan inovasi di masyarakat melalui pelatihan atau pendampingan. Sebagai penyelenggara, Indecon, berupaya memacu peran masyarakat melalui peningkatan sumber daya manusia di desa.

Kegiatan Pengembangan Produk Wisata Desa, yang digelar Indecon, diselenggarakan selama 4 hari, melibatkan perwakilan dari 6 desa dan kelurahan.

“Ada 6 desa yang diundang yaitu Wolotopo Timur, kelurahan Se’ulako, desa Roga lebih ke titik Toba dengan fokus Kopi, desa Niowula, kemudian desa Wolofeo dan Sipijena,” kata dia.

Selama 4 hari para peserta akan dilatih mengenai pengambangan produk dan pengelolaan daya tarik wisata. (ARA/EN)