Religi  

Renungan Katolik : “Allah yang Bermurah Hati”

Avatar photo
Ilustrasi
Ilustrasi
Oleh Fr . M. Yohanes Berchmans, Bhk - Ka SMPK Frateran Ndao-Ende
Oleh Fr . M. Yohanes Berchmans, Bhk – Ka SMPK Frateran Ndao-Ende

SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur? Jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan!

Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 20: 1 – 16, yakni Perumpamaan Tentang Orang-orang Upahan di Kebun Anggur.

Setelah sepakat dengan para pekerja tentang upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya untuk bekerja. Ada yang datang kerja pukul 9, pukul 12, pukul 15 dan pukul 17. Dan saat malam tiba, mereka diberi upah sesuai kesepakatan.

Mulai dari yang datang kerja pukul 17 di bayar upah satu dinar. Lalu mereka yang datang pagi-pagi juga upah satu dinar. Mereka mengira dibayar upah yang lebih  karena mereka datang pagi-pagi. Tetapi ternyata tidak, tuan kebun anggur tetap bayar sesuai kesepakatan.

Menurut mereka yang datang kerja pagi-pagi, mereka diperlakukan tidak adil. Namun, keadilan bukan terletak pada waktu kerja, melainkan kesepakatan awal tentang upah kerja sedinar sehari.

Sepertinya cara pandang tentang nilai kerja berbeda antara tuan kebun anggur dan para pekerja upahan. Sepertinya tuan kebun anggur tidak melihat lama atau singkatnya waktu kerja, melainkan kualitas kerja.

Dalam kaitannya dengan hal kerajaan Surga, bukan soal waktu, lama atau singkatnya seseorang mengikuti Yesus, melainkan kualitas hidup, iman dan perbuatan baik seseorang. Itulah yang dilihat oleh Allah yang adalah tuan kebun anggur. Jadi, Allah selalu bermurah Hati kepada siapapun yang mau bertobat.

Dengan datang ke kebun anggur, itu berarti mereka mau bertobat. Sebab, menganggur dan malas malasan adalah termasuk dosa.

Bagaimana dengan kita? Kita pun tidak jauh dari para upahan dalam Injil hari ini. Kita cenderung mengukur upah dari lama atau singkatnya waktu kerja. Padahal Tuhan melihat, mengukur atau menilai dari kualitas hasil kerja.

Demikian pula untuk masuk ke dalam kerajaan Surga, tidak dilihat dari lama atau singkatnya hidup. Tetapi dilihat, di ukur atau dinilai dari kualitas hidup, iman dan perbuatan baik kita. Jadilah pribadi yang bermurah hati kepada sesama, sebagaimana Allah bermurah hati kepada kita. Semoga demikian.