Renungan Katolik : “Membasuh Hati”

Avatar photo
Ilustrasi
Ilustrasi
Oleh Fr . M. Yohanes Berchmans, Bhk - Ka SMPK Frateran Ndao-Ende
Oleh Fr . M. Yohanes Berchmans, Bhk – Ka SMPK Frateran Ndao-Ende

SEMANGAT PAGI, Sudahkah anda mengawali hari baru ini dengan doa dan ucapan syukur? Jangan lupa untuk memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun kepada sesama. Dan semoga hari mu indah dan menyenangkan!

Pada hari ini gereja katolik sejagat memperingati Santo Dominikus, Pendiri Ordo Pengkhotbah, Imam. Renungan hari ini terinspirasi dari Injil Matius 15: 1 – 2. 10 – 14, yakni tentang Perintah Allah dan Adat istiadat Yahudi.

Advertisement
iklan
Scroll kebawah untuk lihat konten

Orang Farisi dan ahli ahli Taurat lebih patuh dan taat kepada adat istiadat Yahudi dari pada perintah Allah. Namun mereka patuh dan taat secara dangkal, hanya kulit luarnya saja dan tidak menyelami makna terdalam.

Misalkan saja soal membasuh tangan sebelum makan. Menurut adat istiadat Yahudi, wajib hukumnya untuk membasuh tangan sebelum makan. Dan ketika ada yang tidak membasuh tangan sebelum makan, maka dianggap melanggar adat istiadat nenek moyang Yahudi.

Singkatnya, mereka lebih mementingkan hal yang sifatnya lahiriah dan mengabaikan atau mengesampingkan hal yang batiniah.

Yesus memberikan pencerahan kepada mereka bahwa bukan yang masuk kedalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut. Mengapa? Karena yang keluar dari mulut berasal dari hati, karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat (Mat. 15: 18 – 19).

Dengan demikian, yang menajiskan orang bukanlah makanan yang masuk dengan tangan yang tidak dibasuh, melainkan hal hal yang keluar dari mulut yang berasal dari hati orang. Oleh karena itu yang mau disampaikan oleh Yesus kepada orang Farisi dan ahli ahli Taurat adalah bahwa yang perlu dibasuh sesungguhnya bukanlah tangan orang, melainkan hati orang.

Kita harus membasuh hati dengan cara menjaga, merawat, dan menata hati, agar tetap bersih, disterilkan dari hal hal yang kotor, dan hal hal yang jahat yang membuat kita jatuh dalam dosa.  Dan mari, basuhlah terus hati kita, agar hati kita layak menjadi istana Tuhan. Semoga demikian.