“Saya Jadi Camat Terlalu Lama Ko,” Ketika Paulinus Domi Cerita Perjalanan Karirnya

Avatar photo
Bupati Ende keenam,Paulinus Domi, saat diwawancara di kediamannya pada 20 September 2020
Bupati Ende keenam,Paulinus Domi, saat diwawancara di kediamannya pada 20 September 2020

Kabupaten Ende kembali kehilangan salah satu mantan pemimpinnya. Dia adalah Paulinus Domi, Bupati Ende keenam yang menjabat dua periode sejak tahun 1999 hingga tahun 2009. Paulinus Domi meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tc. Hillers Maumere, Kamis (03/11/22) pukul 18.20 Wita.

Mantan Bupati yang dikenal membawa Ende melewati proses transisi era demokrasi ini sempat kami wawancarai pada 20 September 2020. Dalam wawancara yang berlangsung selama satu setengah jam itu, Paulinus menceritakan berbagai pengalamannya sejak awal hingga menjadi seorang Bupati.

Ingatan Paulinus amat baik untuk pria seusianya. Berbagai peristiwa ia ceritakan secara lengkap beserta tanggal misalnya saja ketika dia bercerita menduduki jabatan Camat selama 13 tahun. Paulinus mengingat peristiwa itu tak sebatas tahun melainkan secara lengkap beserta ke tanggal-tanggal penting.

“Saya jadi camat terlalu lama ko di Ende ini 13 tahun memang. Camat terus 13 tahun. Camat di Detusoko empat setengah tahun, kemudian ke kampung Maurole 2 tahun, 2 bulan, 28 hari. Kemudian ke Wolowaru 5 tahun 19 hari,” kenang Paulinus Domi (20/9/20).

Paulinus Domi lahir pada 31 Desember 1946, putra ketiga dari tujuh bersaudara pasangan bapak Dage Dewa dan mama Mbenggu Masa. Dia adalah anak seorang petani dari Wolobalu, Desa Kedeboro, Kecamatan Maurole.

Kendati hanya anak petani, Paulinus mampu menempuh pendidikan hingga jenjang yang kala itu dapat dikatakan paling tinggi. Karir pendidikannya dimulai dari jenjang SR (sekarang SD) pada 1959 hingga 1969, kemudian dia lanjutkan di SMEP Wolowaru dan tamat pada tahun 1963, lalu ke Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) hingga tamat tahun 1966.

BACA JUGA 

Tak sampai disitu saja karir pendidikan ia lanjutkan ke Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) di Kupang dan lulus tahun 1972. Usai menempuh pendidikan di APDN Paulinus memutuskan pulang ke Ende dan bekerja di kantor pemerintah.

Tiba di Ende, masih di tahun yang sama, Paulinus mengabdikan diri untuk Kabupaten Ende sebagai Kasi Desa dan Pemilu di Kantor Bupati Ende hingga tahun 1975. Kemudian menjadi Kepala Perwakilan Kecamatan Maurole di Kota Baru hingga tahun 1977 dan menjadi Camat Detusoko hingga tahun 1979.

Namun, minatnya dalam dunia pendidikan terlampau tinggi, Paulinus kemudian melanjutkan ke Universitas Brawijawa Malang pada 1979 dan diwisuda sebagai sarjana tahun 1981.

Berbekal gelar sarjana yang diraih ia kembali ke Ende menjadi Pjs Kabid di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), menjadi Pjs Camat Maurole hingga tahun 1984, Pjs Camat Wolowaru hingga 1986 dan setelahnya diangkat menjadi Camat Wolowaru tahun 1986 sampai 1990 (Bupati Ende Dari Masa ke Masa, 2011).

Paulinus sendiri amat mengingat kenangannya kala bekerja di kecamatan bahkan dia menghitung lamanya waktu yang dihabiskan melayani warga di kampung-kampung. 13 tahun, kata Paulinus. Meskipun tergolong lama untuk pria yang saat itu telah memiliki gelar sarjana, tetapi ia sabar saja.

“Saya jadi camat terlalu lama ko di Ende ini 13 tahun memang. Camat terus 13 tahun. Camat di Detusoko empat setengah tahun, kemudian ke kampung Maurole 2 tahun, 2 bulan, 28 hari. Kemudian ke Wolowaru 5 tahun 19 hari,” kenangnya.

Belasan tahun bekerja di kecamatan, karir Paulinus Domi akhirnya berlanjut ke pusat Kota Ende. Dia dipercaya menjadi Kepala Bapenda selama tiga tahun mulai 1990 sampai 1993. Di Bepanda, kata Paulinus, fokusnya hanya satu yakni meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Setelah itu dia diangkat sebagai Asisten I Setda Ende.

BACA JUGA

Seperti merasa karirnya di pemerintah sudah sampai di puncak, dia kemudian putuskan pindah haluan ke politik. Politik, bukan hal baru baginya. Tutur Paulinus, saat bekerja di pemerintahan dia sudah aktif sebagai pengurus di partai Golkar di bawah pimpinan ketua Yos Sigasare. Saat itu aturan memperbolehkan Pegawai Negri Sipil berpolitik praktis maka ruang itu ia tidak sia-siakan.

Paulinus Domi mulai aktif di Golongan Karya sejak tahun 1974 dan sejak saat itu dia bangun jejaring politik serta membantu partai berlambang Beringin itu di event-event politik

“Saya masuk Golkar tahun 74,” kata Paulinus, “waktu saya kerja di (Kantor) Daerah itu saya mulai kenal-kenal dengan pak Yos (Sigasare) mereka, senior kami (di Golkar). Pak Yos waktu itu Ketua DPRD dan Ketua Golkar”.

Apa yang dikatakan Paulinus tersebut sejalan dengan pengakuan partai Golkar. Dalam buku Jejak Karya Golkar NTT, 2018, partai itu menyebut Paulinus Domi merupakan kader yang langsung dibawah binaan ketua Yos Sigasare, selain Herman Rea.

Karirnya di politik tak dinyana ternyata membawanya melampui karir di pemerintahan. Paulinus langsung terpilih sebagai anggota legislatif dari partai Golkar bahkan menjabat sebagai ketua DPRD Ende.

“Saya DPR satu periode langsung ketua, kemudian periode kedua saya sudah calon Bupati,” tuturnya.

Tak butuh waktu lama Paulinus lantas mencalon diri sebagai Bupati Ende periode 1999-2004 usai satu periode di dewan. Keputusan ini tergolong nekat sebab saat itu merupakan era transisi demokrasi setelah reformasi 1998. Waktu itu suara Golkar anjlok dimana-mana berganti euphoria kemenangan PDIP. Pun demikian di Ende, kursi Golkar di dewan turun drastis hanya 7 kursi, dominasinya digantikan oleh PDI yang memanen 13 kursi.

“Masa transisi waktu itu Golkar mulai disudutkan-disudutkan oleh partai lain terutama PDI ini sehingga Golkar di zaman saya hanya 7 kursi tapi bulat (dukung saya)”.

Kendati situasi seolah tak merestui, Paulinus ternyata keukeh maju sebagai Bupati Ende. Aku Paulinus, solidnya 7 kursi Golkar di DPRD merupakan semangat baginya terus menatap kursi Bupati. Paulinus dan Golkar Ende akhirnya berjuang dan memenangkan proses pemilihan Bupati Ende di dewan. Paulinus Domi terpilih sebagai Bupati Ende untuk periode pertama tahun 1999-2004.

Sebagai Bupati Ende, tuturnya, ia lebih mengedepankan pemerataan pembangunan. Bagi Paulinus, dirinya memilih memikirkan Kabupaten Ende secara menyeluruh ketimbang mengedepankan egosentrisme. Karena itu, meskipun dia merupakan putra asal Utara Kabupaten Ende, dia tak latah mengedepankan pembangunan di wilayah utara.

“Saya berpikir secara global Ende, utara, selatan, timur, barat. Kalau saya mau titik beratkan (pembangunan) di utara karena saya orang utara, saya tidak jadi Bupati Utara saya Bupati Ende.”

“Saya tidak melihat Nangapanda, saya tidak melihat Wolowaru, tidak Kota ini. Saya Bupati Ende saya lihat semua,” sambungnya.

Berbagai pembangunan khususnya infrastruktur dibangun pada masa ini. Namun, Paulinus mengakui keterbatasan anggaran merupakan problem utama pada masanya. Saat itu Pendapatan Asli Daerah tak seberapa kendatipun telah diupayakan oleh pemerintah daerah, praktis hanya mengandalkan dana dari pemerintah pusat maupun bantuan APBD I NTT.

Pada pemilihan Bupati Ende periode 2004-2009 Paulinus Domi maju lagi sebagai kandidat. Proses pemilihan kali ini cukup berbeda dengan sebelumnya sebab tak hanya memilih Bupati melainan juga Wakil Bupati dalam format pasangan calon. Proses pemilihan sendiri masih berlangsung di DPRD.

BACA JUGA

Tahun 2004 dominasi PDIP di Ende masih kuat di dewan sementara Golkar baru pulih dari luka-luka pukulan reformasi 98. Paulinus menyadari bahwa proses pemilihan itu akan berjalan mudah jika ia mampu menggandeng ketua PDIP saat itu Bernadus Gadobani.

Pendekatan pun dilakukan secara pribadi dengan Gadobani, sambungnya. Paulinus kemudian mengajak Gadobani dalam suatu pertemuan membicarakan pencalonan. Dalam pembicaraan tersebut Gadobani sepakat dan bersedia menjadi Wakil Bupati mendampingi dirinya.

“Saya lakukan pendekatan dengan pak Gadobani,” kata Paulinus, “Pak Gadobani, kalo bersedia pak jadi Wakil Bupati, dia bilang, ‘oh baik saya ikut’ ”, ulangnya menceritakan momen pertemuan tersebut.

Persatuan dua partai ini menjadikan paslon Paulinus Domi-Bernadus Gadobani tak punya lawan sepadan di DPRD. Pasangan ini menang mutlak dan dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Ende periode 2004-2009.

Roda pembangunan pun kembali dilanjutkan oleh pasangan ini hingga masa jabatan keduanya berakhir. Lukas Lege dalam bukunya, Membangun Ende Sare, 2005, mencatat, Paulinus Domi memiliki visi kepemimpinan yang dirumuskan secara singkat, Ende Sare: Terwujudnya masyarakat Ende yang mandiri, solider, sejahtera dan berbudaya. Pembangunan infrastruktur cukup dirasakan pada masa ini, salah satunya pembangunan dan perluasan gedung Kantor Bupati Ende yang sekarang ini dinikmati generasi penerus serta masyarakat. (Agustinus Rae/EN)