Ende  

Uniflor Gelar Wisuda, Menko Airlangga Hartarto Orasi Ilmiah

Avatar photo
Ketua Senat Uniflor, Dr. Simon Sira Padji, MA, memindahkan toga para wisudawan Uniflor Ende (25/11/21)
Ketua Senat Uniflor, Dr. Simon Sira Padji, MA, memindahkan toga para wisudawan Uniflor Ende (25/11/21)

Universitas Flores (Uniflor) Ende menggelar Sidang Senat dalam rangka Wisuda Mahasiswa Strata I, Kamis 25 November 2021. Dalam acara tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto berkesempatan memberikan orasi ilmiah.

Acara dikemas dalam nuansa budaya yang kental sesuai tema, “Membangun Generasi yang Unggul dan Berbudaya”. Hadir dalam sidang senat Kepala LLDIKTI Wilayah XV profesor Mangadas Gaol, Bupati Ngada Andreas Paru, Wakil Bupati Nagekeo Marianus Waja, Asisten I Setda Ende Abraham Badu, dan para pejabat daerah.

Sidang senat Uniflor tahun ini dibuka dengan sambutan Ketua Senat Uniflor, Dr. Simon Sira Padji, MA, yang menekankan lulusan Uniflor menjadi jembatan antara kemajuan zaman dan budaya. Tandas rektor Uniflor, lulusan Uniflor dituntut berpacu mengimbangi kecepatan zaman dan menjadi mediator antara masyarakat dan pengetahuan modern, tanpa merusak tatanan budaya.

“Sebentar lagi saudara-saudara akan terjun ke masyarakat, sebagai utusan dari lembaga almamater, jadilah mediator budaya yang unggul. Yang mampu memberikan pengetahuan modern tanpa merusak tatanan masyarakat yang sudah ada,” papar Simon Sira Padji (25/11).

Yang menarik dalam Sidang Senat Uniflor tahun ini adalah kehadiran secara virtual Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan orasi ilmiah. Kepada forum Uniflor, Airlangga memaparkan kebutuhan atas talenta digital dan tantangan perekonomian Indonesia.

Papar Airlangga Hartarto, proses modernisasi telah tiba di era digital 4.0 yang mengedepankan inovasi dan kecepatan beradaptasi. Hal tersebut merupakan tantangan bagi perekonomian Indonesia dan mesti diimbangi dengan keberadaan talenta digital di sisi lain. Kemampuan talenta digital tak sebatas mengisi ketersediaan yang sudah ada melainkan lebih dari itu, berinovasi dan membuka peluang usaha baru.

“Di era 4.0, bangsa Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang mampu beradaptasi terhadap perubahan, kreatif, inovatif, berjiwa entrepreneur dan berkarakter,” lanjutnya. “Generasi muda diharapkan dapat memanfaatkan talenta digitalnya sehingga nanti tidak hanya berperan sebagai pencari kerja tetapi juga pencipta lapangan kerja”.

Ekonomi digital bersifat terbuka dan akan menjadi engine of growth (mesin pertumbuhan) yang baru, karena itu menghadapi persaingan tersebut perlu dipersiapkan talenta-talenta digital. Upaya pengembangan keterampilan digital diproyeksikan akan memberikan kontribusi sebesar Rp 4.434 triliun di tahun 2030. Diperkirakan, sampai tahun 2030, Indonesia akan membutuhkan 9 juta talenta digital atau dalam 15 tahun membutuhkan 600 ribu per tahun.

Dari sisi pemerintah, sambung Airlangga Hartarto, terus didorong berbagai kegiatan termasuk melalui program digital talent scholarship dan digital leadership academy mulai dari basic atau kemampuan dasar hingga menjadi terampil. Hal tersebut diharapkan akan mendorong digitalisasi dunia usaha hingga ke unit terkecil ekonomi seperti UMKM dan meningkatkan produktifitas.

Selain itu, peningkatan kualitas SDM juga telah diwujudkan pemerintah dengan mendorong produktifitas kewirausahaan. Hal itu dilakukan mengingat rasio kewirausahaan Indonesia yang masih relatif rendah diangka 3,47 persen.

Dunia kewirausahaan Indonesia akan dipacu khususnya kepada pelaku usaha usia 15 sampai 24 tahun atau generasi muda untuk menciptakan peluang baru. Pemerintah, sebut Airlangga, telah bekerja sama dengan stakeholder khususnya civitas academica dalam pengembangan kewirausahaan melalui lembaga incubator. Tujuannya untuk menjembatani mahasiswa dan dunia usaha.

Dirinya berharap Uniflor Ende turut ambil bagian dan mendorong sektor bisnis melalui lembaga incubator.

“Dan tentu, Universitas Flores diharapkan juga berkontribusi untuk mendorong bisnis melalui lembaga incubator, apalagi akreditasinya sudah mencapai akreditasi B, sehingga tentu kesempatan untuk mencetak inovasi dan para wirausaha baru bisa dilakukan”.

Lanjuntya, pengembangan talenta digital juga didorong melalui gerakan nasional literasi yang tersebar di 34 propinsi dan 514 kabupaten/kota, peningkatan infrastruktur digital seperti 4G, data center pemerintah, dan jaringan network 5G.

Di tempat sama, Sekretaris Yayasan Perguruan Tinggi Flores (Yapertif), Ana Maria Gadi Djou, menyampaikan apresiasi dan terimakasihnya kepada seluruh stakeholder Universitas Flores. Jelas Ana Gadi Djou, Uniflor Ende sebagai lembaga pendidikan, tetap mempertahankan mutu baik sisi tata kelola maupun program bagi mahasiswa.

Universitas Flores berpijak kepada 4 bidang yang menjadi pilar atau patokan penjamin mutu, yakni, tata kelola yang bermutu, SDM, pengajaran dan penelitian, serta program kegiatan mahasiswa yang bermutu. “Ukuran-ukuran mutu tentu saja dikaitkan dengan peta jalan pembangunan nasional di bidang perguruan tinggi,” sambungnya.

Tahun ini Uniflor Ende mewisuda 439 mahasiswa dengan rincian, Fakultas Hukum 13 mahasiswa, FKIP 206, Fakultas Ekonomi 116, PBSI 9, Fakultas Teknik 41, Fakultas Pertanian 32, dan Teknologi Informasi 22 mahasiswa.  Sementara lulusan terbaik tahun ini diraih oleh Lukas Nusa Wedo Lewa dengan Indeks Prestasi Komulatif 3,92. (ARA/EN)