Sejumlah fakta unik terjadi di laga final turnamen sepakbola Bupati Ende Cup (BEC) 2023. Fakta-fakta ini belum pernah terjadi pada final turnamen BEC tahun-tahun sebelumnya.
Pada laga final tahun ini, Kapolres Ende, turun langsung menenangkan suporter dengan mengitari seluruh sudut stadion. Apa yang dilakukan AKBP Ngurah Joni ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Selain itu, pada laga final ini juga, Wakil Bupati Ende Erikos Emanuel Rede terjebak massa dan nyaris tak dapat memasuki stadion.
Dua fakta tersebut merupakan bagian dari 4 fakta unik seputar laga final BEC 2023. Fakta-fakta ini, sejauh penelusuran Ende News, belum pernah terjadi pada final tahun-tahun sebelumnya.
Kapolres Kitari Stadion
Kapolres Ende AKBP Ngurah Joni Mahardika melakukan hal yang belum pernah dilakukan para pendahulunya. Dalam jabatannya sebagai pucuk pimpinan korps Kepolisian di Kabupaten Ende, ia ikut menenangkan suporter.
Tak tanggung-tanggung, mantan Kapolres Flotim ini bahkan mengitari seluruh sudut lapangan sambil menenangkan suporter.
Awalnya AKBP Ngurah Joni Mahardika duduk di tribun utama bersama pimpinan Forkompinda menyaksikan jalannya laga final.
Namun jalannya laga terlihat menegangkan setelah PS Wolowaru ketinggalan 1 gol. Memasuki menit-menit awal babak kedua, sebuah insiden terjadi antar pemain di depan gawang PS Ndona. Insiden ini memicu lemparan dari arah suporter Wolowaru yang berada di tribun belakang gawang PS Ndona.
Aparat TNI-Polri berlarian ke arah tribun sambil menenangkan suporter. Melihat itu Kapolres Ende pun turun dari tribun utama menuju pinggir lapangan. AKBP Ngurah Joni lantas menuju ke arah penonton dan ikut menenangkan situasi.
Setelah situasi mereda ia tak kembali ke tribun utama dan memilih menyaksikan laga dari pinggir lapangan.
Menjelang laga berakhir AKBP Ngurah Joni bahkan mengitari seluruh sudut stadion, diikuti aparat TNI-Polri lainnya. Ia menghadap ke arah penonton dan memberikan aba-aba agar para suporter tetap tenang.
“Dalam melakukan pengamanan di lapangan, setiap pemimpin punya seninya masing-masing, punya strategi masing-masing,” kata AKBP Ngurah Joni usai pertandingan. “Kalau saya sendiri seperti itulah turun ke lapangan apalagi mendekati bubaran, itu menit-menit rawan,” ucapnya.
Wabub Terjebak Massa
Wakil Bupati Ende terjebak massa menjadi fakta unik selanjutnya. Fakta ini pun belum pernah terjadi dalam laga final BEC tahun sebelumnya.
Wakil Bupati Ende Erikos Emanuel Rede terjebak massa saat hendak memasuki stadion Marilonga mengikuti seremonial penutupan turnamen.
Peristiwa terjadi saat Wabub Erik tiba di stadion ketika massa telah memenuhi seluruh pintu masuk. Kerumunan massa memadati pintu-pintu tanpa jarak sehingga situasi nampak sesak.
Ajudan Wabup Erik, Boni, lantas turun dari mobil mengarah ke pintu masuk bagian tengah. Ia merangsek diantara penonton dan memberitahukan kehadiran Wabup kepada panitia.
Panitia langsung merespon dengan menggedor pintu yang saat itu telah ditutup dari dalam. Teriakan dan ketukan keras berkali-kali ternyata tak mendapat respon. Pintu tetap tertutup.
Mobil Wabub kemudian mengantar Erik Rede menuju pintu sisi kanan stadion. Syukur dan entah bagaimana caranya, Wabub erik dapat dievakuasi ke dalam stadion mengikuti seremonial penutupan.
Dua Kali Ones Manggo Gagalkan Wolowaru
Ones Manggo, kiper PS Ndona, menjadi fakta unik berikutnya. Kiper ini dua kali menggagalkan ambisi PS Wolowaru merebut trofi Bupati Ende Cup.
Sebelumnya, pada tahun lalu, Ones merupakan aktor utama kegagalan PS Wolowaru menjuarai turnamen tersebut. Membela PS Detusoko, kala itu Ones tampil apik di laga final dan menggagalkan seluruh peluang emas PS Wolowaru.
PS Detusoko pun keluar sebagai juara BEC 2022.
Dan lagi-lagi, pada tahun ini aksi Ones di bawah mistar gawang PS Ndona memaksa Wolowaru menunda gelar juara. PS Wolowaru yang menguasai permainan dan arus serangan tak mampu membobol gawang Ones.
Alhasil, PS Wolowaru terpaksa memberikan gelar juara BEC 2023 kepada PS Ndona. Kemenangan PS Ndona pada laga ini menjadikan kiper Ones dua kali berlaga di final dan dua kali mengangkat trofi.
“Dua kali final, dua kali juara, dan dua kali ketemu Wolowaru,” kata Ones Manggo usai laga. “Sepertinya begitu, (saya) mimpi buruk bagi Wolowaru dan juga Kecamatan Kelimutu,” tuturnya.
Penonton Membludak
Antusiasme penonton laga final tahun ini nampaknya jauh lebih besar ketimbang laga final tahun sebelumnya. Tahun ini jumlah penonton membludak hingga ke trotoar jalan depan Stadion Marilonga.
Penonton berjubel di 3 pintu masuk stadion yang disediakan panitia hingga antrian tak mampu diatur secara baik.
Banyaknya jumlah penonton bahkan menyebabkan para pejabat daerah dan anggota dewan tak leluasa memasuki stadion seperti pada final tahun lalu.
Anggota DPRD Ende Don Bosco Rega, Kadis Kesehatan Aries Dwi Lestari serta Camat Ende Timur, merupakan beberapa pejabat daerah yang terlihat mengantri ditengah kerumunan penonton.
Bahkan pimpinan daerah sekelas Wakil Bupati pun sempat tertahan kerumunan penonton yang berjubel. (ARA/EN)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.