Ende  

Tekan Angka Kecelakaan, Satlantas Polres Ende Gelar Group Discussion

Avatar photo
Group Discussion Satlantas Polres Ende bertema, Dialog Keamanan dan Keselamatan", menghadirkan Dinas Perhubungan Kabupaten Ende, Dinas Pekerjaan Umum, dan Satker PJN 1V NTT Wilayah Flores (17/9/20)
Group Discussion Satlantas Polres Ende bertema, Dialog Keamanan dan Keselamatan", menghadirkan Dinas Perhubungan Kabupaten Ende, Dinas Pekerjaan Umum, dan Satker PJN 1V NTT Wilayah Flores (17/9/20)

Satlantas Polres Ende menggelar group discussion dengan sejumlah pihak guna menekan angka kecelakaan di Kabupaten Ende. Dalam diskusi yang digelar pada Kamis 17 September 2020 ini, hadir perwakilan dari Dinas Perhubungan Ende, Dinas Pekerjaan Umum, dan Satuan Kerja (Satker) Pembangunan Jalan Nasional (PJN) IV Wilayah Flores.

Diskusi digelar guna mencari solusi menekan angka kecelakaan. Menurut Kasat Lantas Polres Ende, AKP Febryan Eko Putra, angka kecelakaan di Kabupaten Ende menempati posisi kedua di seluruh NTT, setelah Kota Kupang. Sedangkan untuk wilayah Flores, angka kecelakaan di Kabupaten Ende paling menonjol.

“Untuk laka lantas dari bulan Januari sampai bulan September kemarin, itu ada 17 kasus laka lantas,” papar Kasat Lantas Polres Ende, Febryan Eko Putra (17/9/20).

Kasus laka lantas di Kabupaten Ende bervariasi. Lanjut AKP Febryan Eko Putra terdiri atas kasus tabrak lari, tabrak pejalan kaki, kecelakaan tunggal, dan tabrakan antar-kendaraan.

Menyikapi fenomena ini pihak Satlantas Polres Ende telah menghimpun data guna mengetahui faktor penyebab. Dari data yang diolah didapati 3 faktor utama. Pertama, faktor kelayakan kendaraan dan kecakapan pengemudi. Kedua, faktor kondisi jalan. Dan ketiga, ketersediaan sarana-prasara seperti rambu lalu lintas dan minimnya trotoar.

Jelas AKP Febryan Eko Putra, pihaknya telah melakukan beberapa upaya diantaranya menggalakkan sosialisasi. “Jadi kita sudah melaksanakan sosialisasi ke sekolah-sekolah, dari SMP, SMA, sampai universitas.”

Namun hasilnya belum memuaskan. Lanjutnya, hal itu disebabkan tingginya angka kecelakaan berkaitan langsung dengan kondisi kelayakan kendaraan, kondisi jalan, dan ketersediaan sarana prasarana lalu lintas. Karena itu pihaknya meminta kerjasama pihak terkait.

Mengenai kelayakan kendaraan, Dinas Perhubungan Kabupaten Ende yang hadir dalam diskusi mengakui, pengujian kelayakan kendaraan atau KIR kurang dioptimalkan sejak awal tahun ini. Khususnya selama masa pandemi.

Menurut Kabid Perhubungan Darat Dishub Ende, Zainudin Ismail, berkurangnya uji KIR disebabkan aturan selama masa pandemi dan rutinitas warga yang berkurang. Selain itu, Dishub Ende juga mengalami kekurangan personil untuk melakukan pemeriksaan.

Mengenai ketersediaan rambu lalu lintas Dishub Ende berkomitmen akan menambah. Diakui Zainal, jumlah rambu lalu lintas di Ende memang belum memadai.

Untuk faktor kondisi jalan, Kadis Pekerjaan Umum Kabupaten Ende, Fransiskus Lewang mengatakan, kondisi jalan kabupaten dibawah kewenangan pihaknya tergolong layak. Menurut Frans Lewang, ke depan pihaknya akan memberikan perhatian untuk penambahan trotoar.

Masih mengenai kondisi jalan, Satker PJN IV NTT Wilayah Flores yang menangani pembangunan jalan nasional memberikan jawaban sama. Diwakili Manager Ruas PPK 4.2, Gusti Atmawinata, pihak Satker PJN mengakui terdapat beberapa titik yang membutuhkan perbaikan. Namun, secara garis besar kondisi jalan nasional tergolong layak.

Ditambahkan Gusti Atmawinata, pihaknya menilai angka kecelakan berkaitan erat dengan kurangnya rambu lalu lintas pada jalur luar kota.

Dalam diskusi ini, para pihak juga menyoroti kurangnya kesadaran masyarakat menjaga sarana-prasarana jalan. Kesadaran masyarakat, dinilai para pihak juga masih rendah dalam pembatasan kecepatan berkendara.

Seluruh pihak berkomitmen akan bekerjasama dan saling berkoordinasi guna mengurangi angka kecelakaan di Kabupaten Ende. (ARA/ EN)