Sejarah, Inilah Umat Katolik Pertama di Cigugur, Jawa Barat

Avatar photo
Sakim, umat Katolik pertama di Kabupaten Cigugu, Jawa Barat
Sakim, umat Katolik pertama di Kabupaten Cigugu, Jawa Barat

Keuskupan Bandung merilis sejarah awal perkembangan agama Katolik di Kabupaten Cigugur, Jawa Barat. Melalui video yang terbitkan oleh youtube milik Komisi Komsos Keuskupan Bandung (24/02/21), diketahui bahwa umat Katolik pertama di Cigugur bernama Sakim.

Sebelum masuknya agama Katolik, warga Cigugur memeluk Agama Djawa-Sunda atau disingkat ADS. Agama yang didirikan oleh Pangeran madrais.

Namun, perjalanan ADS banyak sekali mendapat rintangan bahkan hingga awal kemerdekaan. Dan hal itu dialami juga oleh salah satu warga bernama Sakim.

Sakim, seorang PNS pada masa itu, mengalami kesulitan terkait masalah perkawinannya yang dianggap tidak sah. Keabsahan perkawinan Sakim dipertanyakan lantaran dilakukan secara ADS.

Ditengah kebingungannya, Sakim memutuskan berangkat ke Cirebon hendak bertemu dengan pangeran Tedja Buana, yang merupakan pemimpin ADS saat itu.

Tiba di sana, sang pangeran kemudian menyarankan Sakim untuk menemui pastor Hidayat Sasmita, OSC. Sakim pun menemui pastor Hidayat.

Dalam pertemuan dengan pastor Hidayat, atas segala pertimbangan, pastor Hidayat akhirnya menerima permintaan Sakim untuk pindah ke agama Katolik. Sakim kemudian diberi pengajaran tentang iman Katolik sebagai syarat sebelum dibabtis.

Sakim menerima Sakramen Pembabtisan pada tanggal 29 Juli 1964, dan tercatat sebagai umat Katolik pertama di Cigugur.

Namun, apa yang terjadi dengan Sakim ini menimbulkan kesalah-pahaman antara pengikut ADS dan pemerintah.

Ditengah ketegangan, pangeran Tedja Buana diberikan kesempatan untuk melakukan titirah di Pastoran Santo Yosef, Cirebon, oleh pastor Hidayat. Saat itulah pangeran Tedja Buana, diceritakan, menemukan pemaknaan yang membuatnya masuk Katolik.

Tanggal 21 September 1964 pangeran Tedja Buana menulis surat pernyataan berdasarkan pengalaman batinnya itu. Ia menyatakan dirinya membubarkan ADS dan memutuskan masuk agama Katolik.

Hal itu ternyata memiliki efek yang luar biasa terhadap pengikutnya di ADS.

Karena kesetiaan terhadap pemimpin mereka, sebagian besar pengikut ADS ikut pangeran Tedja Buana masuk Katolik. Jumlah mereka terhitung sekitar 1.600 kepala keluarga. Mereka juga membuat surat pernyataan untuk siap dibaptis.

Mereka lalu dibaptis setelah menerima pembinaan dan pengajaran tentang iman Katolik. Sejak saat itu umat Katolik di Cigugur bertumbuh hingga saat kini. (Y/ARA/EN)