Ende  

Kronologis Lengkap, Jenazah Korban Covid-19 Dibungkus Terpal

Avatar photo
Jenazah "LL" korban Covid-19 di desa Kanganara Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende, dibungkus terpal saat dimakamkan (24/06/21)
Jenazah "LL" korban Covid-19 di desa Kanganara Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende, dibungkus terpal saat dimakamkan (24/06/21)

Warga Kabupaten Ende dihebohkan dengan beredarnya video singkat jenazah korban Covid-19 dibungkus terpal saat hendak dimakamkan.

Kebenaran video tersebut telah terkonfirmasi. Video direkam di desa Kanganara Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende, pada Kamis 24 Juni 2021.

Kepala Puskesmas (Kapus) Detukeli, Seravinus Sage yang dihubungi media ini (25/06/21) mengonfirmasi, jenazah yang digotong menggunakan terpal di dalam video merupakan jenazah korban Covid-19.

“Beliau warga desa Kanganara berinisial LL, meninggal karena Covid-19,” kata Seravinus Sage (25/06). Lanjutnya, pasien meninggal di kediamannya dan diketahui oleh keluarga saat membangunkannya pada pagi hari.

Saat diketahui meninggal, jenazah pasien tidak berani didekati oleh siapapun. Pasalnya, kata Seravinus, beliau sempat melakukan kontak dengan pasien Covid-19 yang kini dirawat di Rumah Sakit.

Karena itu perlu dilakukan pemeriksaan sebelum dilakukan proses pemakaman. Kira-kira pukul 10.00 Wita, pihak Puskemas mengirimkan tenaga medis melakukan Rapid Antigen terhadap jenazah. Hasilnya positif Covid-19, kata Seravinus.

Setelah itu dipersiapkan proses pemakaman. Mengenai proses ini, Ende News menghubungi Kepala Desa (Kades) Kanganara, Emanuel Damai (25/06). Emanuel menuturkan, proses pemakaman LL hanya diikuti sekitar 9 orang warga termasuk dirinya. Warga lain takut mendekati lokasi karena khawatir penyebaran virus.

Proses pemakaman menemukan beberapa kendala, sebut Emanuel. Hari itu hujan rintik-rintik dan tidak banyak warga yang berani mendekati lokasi untuk membantu.

Dirinya kemudian menghubungi Puskesmas untuk mendapatkan Alat Pelindung Diri (APD). Di Puskemas tersedia dua buah APD namun tidak ada kantong jenazah. Kades Emanuel lalu menghubungi beberapa pihak termasuk pemilik toko tetapi tidak mendapatkan kantong jenazah.

Sekitar pukul 15.00 Wita kantong jenazah belum juga didapatkan. Hal itu bikin mereka gelisah. Jenazah sudah mesti dimakamkan, kata Emanuel, khawatir hari keburu gelap atau hujan kian membesar.

Lanjut Emanuel, dirinya kemudian menyarankan agar jenazah dibungkus menggunakan terpal. “Kalau memang kita tidak bisa (dapatkan kantong jenazah), bagaimana kalau kita pakai terpal saja?,” ulang Emanuel.

Dirinya kemudian mengontak sopir angkutan rute Ende-Kanganara agar membantu membelikan terpal. “Saya telpon, saya minta bantu, kalau memang ada uang di situ tolong belikan terpal ukuran 2×3 atau 3×4, bawa ke sini,” ulangya.

Sekitar pukul 16.30 Wita, sopir angkutan tiba membawa terpal. Proses pemakaman pun dilangsungkan.

Atas kejadian ini dirinya mengharapkan semua pihak memahami situasi serba kekurangan yang mereka alami. Dirinya juga meminta perhatian Pemkab Kabupaten Ende melengkapi ketersedian alat kesehatan di Puskemas agar peristiwa seperti ini tidak terulang kembali. (ARA/EN)