Selain Limbah, Ini 3 Fakta Kebakaran Batubara di PLTU Ropa

Avatar photo
Petugas menyemprot air untuk memadamkan asap dari batubara di atas kapal tongkang, Kamis 2 November 2023 (foto: Polsek Maurole)
Petugas menyemprot air untuk memadamkan asap dari batubara di atas kapal tongkang, Kamis 2 November 2023 (foto: Polsek Maurole)

Ucap Plh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ende, Mey Indradewa (02/11), jenis batubara diketahui setelah dirinya mengonfirmasi kepala PLTU Ropa.

“Jenis batubara LRC (Low Rank Coal) kalau terkena panas mudah berasap,” jelasnya.

BACA JUGA

Mengenai limbah jatuhan batubara ke laut akibat kebakaran, pihaknya telah mengonfirmasi PLTU Ropa dan mendapat kepastian bahwa tak ada jatuhan material ke laut akibat kebakaran.

Kendati demikian, jelasnya, pengecekkan selanjutnya akan tetap dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup.

Limbah Batubara PLTU Ropa

Limbah batubara PLTU Ropa memang cukup menakutkan pada satu sisi. Namun, di sisi lain, limbah batubara di PLTU Ropa memiliki sisi positif yang kegunaannya telah dirasakan oleh masyarakat.

Limbah ini dikenal dengan istilah Fly Ash Bottom Ash alias Faba, limbah sisa pembakaran batubara.

Nah, salah satu kegunaan Faba paling diminati adalah untuk membuat batubata interlock dan paving. Sebab, sangat kokoh digunakan sebagai bahan bangunan.

Hingga tahun 2023, sebanyak 350 ribu bata interlock dan 116 ribu paving diproduksi oleh PLTU Ropa.

Kerennya lagi, bata dan paving yang diproduksi disumbang kepada penduduk kurang mampu, prasarana umum dan organisasi keagamaan sebagai bentuk respon sosial PLTU Ropa.

Pemanfaatan Faba di PLTU Ropa juga telah dikenal secara luas dan mendapat penghargaan nasional selama dua tahun berturut-turut. (ARA/EN)